Blitar yang dijuluki Kota Proklamator ini memang kondang lewat jejak-jejak peninggalan Soekarno dan dijadikan tempat wisata seperti Makam Bungkarno yang didalamnya juga terdapat museum serta perpustakaannya, ataupun Istana Gebang yang merupakan rumah Soekarno bersama orang tuanya yakni Raden Soekemi dan Ida Ayu ketika masih kecil. Bangunan itu juga kini dijadikan tempat wisata yang bernilai histori tinggi. Diluar itu, kalau main ke Blitar bisa kemana lagi?
Nah tepat dua minggu yang lalu saya berkunjung ke salah satu wisata rohani yang terletak di Wlingi, Kabupaten Blitar : Vihara Bodhigiri Balerejo. Dari malang berangkat jam 09.30 sampai di Vihara sekitar jam 12.30 karena sempat mogok di Kesamben heu, padahal baru di servis. Tapi kalau dikira-kira perjalanan sekitar 2-3 jam aja kalau ga pake banyak mampir. Menuju kesini selain melewati perkampungan juga kita bakal disuguhkan lanskap persawahan dan serba keijo-ijoan lainnya.

Panorama Gunung Lawu dari Vihara Bodhigiri
Sampe di Vihara sekitar setengah satu, Vihara tertutup rapat. Setelah ketok-ketok penjaga setempat keluar dan kita izin untuk masuk. “Boleh mbak, tapi nanti jam satu karena sekarang masih jam istirahat,” kata beliau. Oalah! Lalu keliling kampung sebentar sambil ngaso di pinggir jalan sembari jajan es drop. Sebungkus panjang Cuma dua ribu rupiah 🙁
Pukul satu saya balik lagi ke Vihara dan disambut dua petugas, waktu itu ada serombongan orang yang mau prewed tapi masih nunggu fotografernya. Jadilah kita didahulukan oleh pemandu wisata. Ternyata kawasan ini diambil alih dan turut dikelola pemerintahan setempat sehingga disediakan juga pemandu untuk mengantar berkeliling sembari menjelaskan setiap sisi bangunan tersebut.

Pak Gianto
Namanya Pak Gianto, beliau mengantar kami sesuai rute, dijelaskan dengan gamblang, sampai dicarikan spot terbaik beserta angle pengambilan gambarnya. Dari penjelasan beliau, ternyata vihara ini lebih sering digunakan untuk latihan meditasi, bukan hanya untuk umat Budhha tapi melayani lintas agama karena bukan merupakan ritual agama. Sekitar 70% digunakan untuk meditasi sisanya baru untuk keperluan ritual seperti pemberkatan pernikahan ataupun ibadah. Vihara ini sudah aktif dibuka sejak tahun 2000-an.

Salah satu sudut Instagenik
Di awal ada Balai Kesempurnaan yang mana merupakan ruang untuk latihan meditasi tingkat awal. Dari sini akan terlihat megahnya gunung Kawi dari kejauhan, bisa digunakan untuk spot berswafoto. Dari sini juga terlihat bangunan dibawahnya yaitu rumah-rumah untuk peserta meditasi tingkat awal (sekitar 3 hari 4 malam).
Lanjut ke bagian belakang kita akan disuguhkan jajaran relief serta beberapa goa. Yang pertama ada lima relief yang menggambarkan kehidupan saat ini yaitu wajib berbuat baik alias bersedekah kepada manusia manapun. Selanjutnya ada tiga gua yang didalamnya juga terdapat gambar/reliefyang berbeda-beda, gua ini digunakan sebagai meditasi juga. Nah, filosofi goa ini adalah menggambarkan kematian. Lalu selanjutnya ada sembilan relief yang menggambarkan kehidupan selanjutnya menuju surga.

Salah satu relief
Di sebelah gua meditasi ada tempat penyimpanan abu yang terdiri atas balok-balok dari batu berjajar memanjang keatas.

Di depan balok abu
Tepat di sebrang lokasi ini bagian bawah kita bisa melihat area vihara lainnya tapi kita tidak diperbolehkan turun, cuma boleh lihat dari atas aja. Ada ruang serbaguna & ruang pembinaan untuk peserta meditasi tingkat lanjut, ada juga bangunan untuk menginap para peserta tersebut. Di sebelahkiri sedikit ujung ada bangunan untuk menyimpan abu. Selain itu ada juga stupa yang merupakan replika candi di Singosari yaitu Candi Sumberawan, disini namanya Candi Bubrah.

Bagian belakang Vihara guna tempat meditasi tingkat akhir
Lanjut ke bangungan selanjutnya yang berupakan bangunan utama terdapat beberapa patung ataupun seperti monumen gitu, di bagian sini juga sangat fotogenik buat foto-foto.
Baru di area terakhir ada ruangan khusus untuk sembahyang umat Budhha ataupun untuk kegiatan pemberkatan bernama gedung keyakinan. Kata Pak Gianto, warga Buddha sekitar sini melakukan sembahyang setiap hari selasa. Untuk latihan meditasi hanya selama bulan Juli sampai Oktober, sisanya dibuka untuk kunjungan. Apabila mau kunjungan instansi bisa melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan admin beberapa hari sebelum kunjungan.

Bagian dalam Gedung Keyakinan
Setiap sudutnya memiliki makna sendiri-sendiri dan tentunya instagenik, arsitekturnya unik, ga heran kalau pemerintah setempat juga turut membuat area ini sebagai area yang bisa dikunjungi sebagai wisata rohani karena sangat potensial. Apalagi letaknya yang memang di pegunungan, sejuk, cocok sebagai kawasan meditasi.
Masih ada postingan selanjutnya, masih di daerah Wlingi. See you di postingan selanjutnya!
2 Comments. Leave new
Mantap kaka keren
Saya yang orang Blitar malah belum sempat mampir kesini 😁