Haluuu! Waktu ke Solo kemarin sempet berkunjung ke salah satu museum yang kece nui. Era sekarang ini pagelaran seni rupa mulai diminati kayak fenomenalnya event tahunan ArtJog di Yogyakarta yang selalu menarik hati para penikmat seni. Nah di Solo juga ada tu tapi museumnya sudah paten jadi bisa dikunjungi terus tanpa harus tunggu event tahunan gitu.
Namanya Museum Tumurun Private Gallery, terhitung wisata baru karena diresmikan April 2018 lalu. Dinamakan Tumurun karena merupakan singkatan dari “turun temurun”, dan terang saja dinamakan seperti itu karena ternyata museum ini merupakan museum pribadi milik keluarga H. Loekminto. Isi dari museum ini merupakan koleksi-koleksi pribadi dari keluarga H. Loekminto dan dikelola oleh perusahaan tekstil PT. Sritex yang mana merupakan perusahan turun temurun H. Loekminto juga.

Cheers!
Nah, karena “private gallery”, sistem museum ini juga sangat privat alias belum dibuka untuk umum. Namun kalau travelovers ingin masuk berkunjung ada sistemasinya yaitu reservasi terlebih dahulu ke website resmi yaitu http://www.tumurunmuseum.com/ atau ke whatsApp ke nomor 081227002152.
Kalo uda reservasi, kalian bisa pilih jadwal-jadwal mana aja yang mau dikunjungi karena ada waktu-waktunya dan juga ada batas waktu kunjungan. Kabar baiknya, it’s free alias enggak bayar! Tapi tetep aja ada peraturan-peraturan yang harus kita patuhi karena museum ini sifatnya privat. SPer sesi waktu kunjung Cuma dibatasi satu jam dan kuota pengunjungnya adalah 10 orang. Unik kan sistemnya? Sehingga museum ini enggak pengunjung dan kalean-kalean bisa menghayati karya-karya seni ini dengan maksimal.
Tentunya waktu itu yang reservasi adalah Mas Fajar yang punya ide buat membawa kami ke Tumurun Museum ini. Naiseeeekkk.

Tumurun Museum Tampak Depan
Di Tumurun enggak cuma ada karya seni dua dimenasi tapi juga punya koleksi tiga dimensi. Selain itu ada juga koleksi berbentuk video, lukisan yang terbuat dari arang, hingga seni maket. Enggak bakal boring pokok’e. Yang paling ikonik dari Tumurun adalah karya di bagian center yaitu karya megah seni instalasi floating eyes karya Wedhar Riyadi yang berukuran besar. Selain suguhan karya kontemporer luar biasa, terdapat juga pajangan Mobil Mercedez Benz era 1970 di area belakang museum.
Ada juga karya legend seperti punya Affandi, Antonio Blanco, Hendra Gunawan, Raden Saleh, dan lainnya di lantai dua. Sayangnya kita pengunjung Cuma bisa akses di alntai pertama aja. Mungkin untuk keselamatan karya master tersebut kali ya? No prob. Bagian lantai satu udah sangat menarik.

Lantai dua
Nah, enaknya lagi di setiap karya ada barcode yang bisa kalian scan pake aplikasi scanner atau gampangnya pakai aplikasi LINE juga bisa buat mengetahui detail dari karya tersebut. Bakal dijelsin gamblang tentang detail karyanya mulai dari judul, identitas pengkarya, sampai makna karyanya. Tapi kalo masih bingung bisa langsung tanya ke mas-mas yang siap membantu. Mas-masnya baik dan ramah. Enak banget pelayanan museum tanpa pungutan biaya ini !
Bebas buat fefotoan, pokoknya jangan ngerusak ataupun naik ke lantai II. Bijaklah dalam menggunakan waktu 60 menit di museum ini, emang mau belajar dan menikmati karya seni atau berswafoto ria aja?